Mobil bekas selalu menjadi pilihan bagi para pemburu kendaraan dengan harga terjangkau. Meski berstatus bekas, namun banyak pula kendaraan tersebut yang hadir dengan kondisi bagus, sehingga memungkinkan untuk dipilih menjadi kendaraan idaman.
Namun demikian, kewaspadaan sebelum membeli mobil bekas perlu dilakukan. Sebab, jangan sampai mobil bekas hanya tampak di bagian luarnya berkat sulapan poles dan sebagainya. Padahal kondisi sebenarnya tidak demikian, utamanya bagian dapur pacu.
Salah satu hal yang kerap menjadi senjata utama para penjual mobil bekas biasanya berkutat pada angka odometer. Untuk menarik minat calon konsumen, para pedagang nakal sering mengubah angka odometer
Angka odometer yang lebih kecil juga dapat menjadi acuan para penjual mobkas untuk mendongkrak harganya. Di sinilah para pedagang yang tidak jujur melakukan aksinya guna mendapatkan untung yang berlipat-lipat. Sebab, angka odometer kecil dapat dinilai mobil jarang digunakan, dan terhitung masih 'baru'.
Pada mobil lansiran lawas, panel odometer masih menggunakan sistem analog. Hal ini sedikit membantu Anda yang berniat untuk membeli mobkas, karena odometer yang telah dicurangi dapat diketahui dengan bantuan kaca pembesar. Demikian dilansir AstraWorld.
Namun, kondisinya berbeda dengan odometer digital pada mobil baru. Banyak orang beranggapan bahwa membeli mobkas dengan sistem odometer digital sudah aman karena tidak dapat diputar layaknya odometer analog.
"Kalau ingin tahu cara pedagang nakal mengakali odometer, yakni pakai software. Di kalangan pedagang sih sudah pada tahu, cuma kalau saya jual apa adanya. Boleh dicek," kata Budi, pemilik showroom mobil bekas Sumber Jaya Motor, di kawasan Margonda Raya, Depok,
Untuk mengetahui apakah mobil bekas itu dicurangi atau tidak, kata dia, bisa dilihat dari kode produksi ban.
Cara lainnya adalah dengan melihat kondisi kulit jeruk pada setir. "Jika bagian itu sudah hilang, maka bisa dipastikan mobil itu telah menempuh jarak jauh atau kalau bahasa pedagang sih "mobil capek"," katanya.
Sementara itu, dilansir situs resmi Toyota, cara lain untuk mengantisipasi kecurangan pedagang mobkas adalah melihat kondisi jok sopir. Jok yang amblas berarti mobil tersebut termasuk mobil yang capek.
Kondisi mobil berjenis Multi Purpose Vehicle (MPV) dengan odometer normal sendiri adalah 20-25 ribu kilometer per tahun. Sedangkan, untuk mobil-mobil high end berkisar 10-15 ribu kilometer per tahun.
No comments:
Post a Comment